Skip to main content

RIWAYAT UMPU RATU SELALAU

Makam Umpu Ratu Selalau Sangun Guru,  Foto Tahun 1919.

Umpu Ratu Selalau Sanghyang Sangun Guru menggantikan ayahandanya Umpu Ratu Semula Raja menjadi Raja di Kepaksian Pernong Sekala Brak sezaman dengan Sultan Banten Perabu Pucuk Amun. Menurut kisah yang dituturkan turun temurun, Ratu Selalau merupakan sosok Raja yang sangat Alim dan Sakti, salah satu bukti kesaktiannya terdapat disalah satu bukit bernama Bukit Selalau didekat pelabuhan Krui di pinggir laut yang sangat misteri, bekas telapak kaki beliau dan perahu beliau yang tertambat rapih sewaktu beliau melakukan perjumpaan dengan Penguasa Bunian Matu. Berdasarkan cerita lain, beliau sering dikabarkan telah mati namun tiba-tiba beliau kembali seperti sedia kala, terakhirkali beliau meinggal dunia di Batu Brak dan dimakamkan di Tambak Bata Luwah Batin Kepaksian Pernong. Banyak orang datang dari jauh mengaku keturunan Raja Selalau ini dan ziarah kemakamnya di Batu Brak.

Makam keramatnya masih terjaga hingga kini, terlihat batu segi empat yang tertata rapih menutupi permukaan makamnya, letaknya dipinggir tebing yang riskan terhadap pengikisan tanah, akan tetapi atas izin Alloh SWT sudah beberapa kali terjadi Gempa Bumi besar namun tanah makam beliau tak longsor. Terakhir baru-baru ini tahun 2017 sebuah pohon besar berusia ratusan tahun didekat Keramat beliau rubuh dari akar-akarnya, letak pohon sangat dekat dengan makam membuatnya sangat mungkin tertimpa, namun kayu besar yang rubuh kearah Makam Raja Selalau itu tidak sedikitpun menimpa makam beliau.

Keunikan Makam Ratu Selalau ini juga terdapat pada ukiran hewan menyerupai ular pada batu yang berususun dipermukaan makam pada bagian kaki sebelah kiri. Masyarakat menyebutnya ukiran “ Luday “ ( Naga ), hewan yang hanya ada satu dan sebagai penguasa didalam perairan yang paling dalam, tampaknya itulah makna ukiran Luday tersebut yaitu sebagai symbol satu-satunya penguasa atau dalam istilah Lampungnya yaitu Sai Batin, karena memang kedudukan Ratu Selalau adalah Sai Batin Kepaksian Pernong di Sekala Brak.
Ukiran Luday Pada Makam Umpu Ratu Selalau

Tambak Bata Luwah Batin adalah makam Umpu Ratu Selalau Sangun Gukhu atau sebutan lainnya Umpu Raja  Selalau Sanghyang Sangun Gukhu, beliau adalah seorang Waliyulloh yang menyebarkan agama Islam, saat beliau menundukkan Penguasa Bunian Matu maka tempat berdirinya membekas pada sebuah batu, batu tempat berdiri itulah yang disebut dengan MAQOM SELALAU, dan Maqom itu kemudian menjadi titik patokan wilayah, yaitu mulai dari Maqom Selalau kearah utara sampai ke tebu tegantung yang berbatasan dengan Kerajaan Sungai Limau Bengkulu adalah wilayah Kepakisan Nyerupa, sedangkan mulai dari Maqom Selalau terus ke arah selatan sampai menjumpai Tikokh Bekhak di daerah Tanggamus adalah wilayah Kepaksian Pernong, juga termasuk Suoh dan Batu brak sekarang ini. Demikian tertulis dalam Tambo, tapi saat itu belum ada marga marga berdiri, baru kemudian setelah rentang waktu yang lama, banyak pendatang menuju wilayah pesisir.

Diwilayah Pesisir ini terdapat juga beberapa keturunan yang berasal dari Sekala Brak, pada awal-awal penyebarannya adalah Lima Punggawa utusan Paksi Pak Sekala Brak untuk menundukkan Suku Tumi yang lari dari Sekala Brak karena tak mau memeluk agama islam, walapun akhirnya suku tumi di krui berhasil ditaklukkan dan seiring perkembangannya Lima Punggawa tersebut kemudian diabadikan menjadi nama wilayah di pesisir yaitu daerah Punggawa Lima hingga saat ini.

Karena menurut tambo Paksi Pak sebagian wilayah dipesisir adalah Wilayah Kepaksian Pernong dan sebagian lagi adalah wilayah Kepaksian Nyerupa, maka anak Keturunan Umpu Pernong ada yang hijrah dari Hanibung Batu Brak untuk “ngebujakh lain miccakh”   atau membesarkan adat bukan memisahkan diri yaitu di daerah Tenumbang, keturunan Umpu Pernong itu sebagai wakil dari Kepaksian Pernong untuk mengurus wilayah di Pesisir, namun walau telah ada wakil di Tenumbang saat itu, Sai Batin Kepaksian Pernong yaitu Umpu Ratu Selalau masih tetap turun menjaganya, sehingga disana terdapat Maqom Selalau.

Pada era selanjutnya ada nama Rakian Sakti yaitu anak dari Ratu  Mengkuda Pahawang Sai Batin Paksi Bejalan Di Way Jurai ke- 4 ( empat )  hijrah pula ke pesisir menuju daerah Ngambur. Seiring berjalannya waktu banyak pula kelompok-kelompok yang datang dari luar dan meminta izin kepada Keturunan Umpu Pernong di Tenumbang untuk membuka lahan mendirikan perkampungan baru.

Wilayah Kepaksian Nyerupa di Wilayah Pesisir sangat strategis, maka pada abad ke 16 Masehi Sultan Banten mengajak kerjasama ekonomi dengan dengan Sai Batin Kepaksian Nyerupa, bentuk kerjasama itu dikeluarkanlah Piagam Perjanjian oleh Sultan Abdul Mahasin Muhammad Zainal Abidin.

Dari Wilayah Kepaksian Pernong dan Kepaksian Nyerupa di Pesisir inilah kemudian berdiri marga-marga, khususnya lagi saat tahun 1824 terjadilah Traktat London, tukar guling kekuasaan Inggris dan Belanda, saat pemerintahan colonial belanda menggantikan Inggris untuk berkuasa di Wilayah Keresidenan Bengkulu termasuk wilayah pesisir krui, maka berdiri marga-marga disepanjang pesisir,  saat terjadi traktat London itu tercatat telah ada 10 ( sepuluh ) Marga di Pesisir yaitu Tenumbang, Ngambur, Way Sindi, Punggawa Lima, Ngaras, Bengkunat, Belimbing, Pugung Tampak, Pugung Bandar, Pugung Malaya. Kemudian pada tahun-tahun selanjutnya Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan lagi marga- marga baru di wilayah Pesisir begitu juga di wilayah Pusat Paksi Pak Sekala Brak, salah satunya sebagai bagian dari politik Devide Ed Imperanya.

Namun demikian walapun telah banyak berdiri marga diwilayah pesisir, adat istiadat dan sejarah kepemimpinan tetap mimiliki benang merah dan kaitan erat dengan Sekala Brak sebagai Bumi Asal Para Sai Batin, banyak keturunan bangsawan sekala brak yang memang sejak awal memegang kepemimpinan sebagai Sai Batin Marga, selain itu juga Marga- Marga yang telah ada saat ini menjaga khazanah adat istiadat Kesaibatinan yang dibawa dari Sekala Brak ke wilayah Pesisir. Dan jika menengok sejarah yang silam, jejak kebesaran Wilayah Paksi Pak di Pesisir tetap ada, salah satunya adalah dengan adanya Maqom Selalau, jejak tapak Umpu Ratu Selalau untuk mengenang kebesaran Paksi Pak, keturunan Empat Umpu yang bertalian darah persaudaraan.

Kebesaran nama Umpu Ratu Selalau Sang Hyang Sangun Guru juga dinukilkan dalam Warahan dari daerah Way Kanan, sebuah warahan yang cukup terkenal yaitu Warahan Radin Jambat, diwarahkan dalam bait pantun bahwa Radin Jambat melakukan perjalanan spiritual ke Puncak Pesagi dan dilanjutkan ke Makam Tambak Bata maksudnya adalah Makam Umpu Ratu Selalau, tertmaktub didalam bait pantun warahan nomer 12 dan 20 yang berbunyi “ Mak Cipak Kuranana, Mak Cipak Kuranani, Ya Laju Lapah Tapa, Haguk Bukti Pesagi, Bupintak Disan Sina, Bukilu Ngati ati “ selanjutnya “ Laju Ngejukko Bura, Seranta Jama Jimat, Mari Tiyanna Laju, Laju di Tambak Bata, Panjang Pitu Mesagi, Temegak Nyalan Diwa, Nudungko Salisa Puri, Radin Jambat Kuwasa “ .


Sumber Keterangan :

- Wawancara Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan Ke 23.
- Wawancara Sultan Piekulun Jayadiningrat.
- Buku Pada Mulanya Sekala Brak.
- Buku Sejarah Kesultanan Paksi Pak Sekala Brak
- Buku Warahan Radin Jambat.

Comments

Popular posts from this blog

Dua Bangsawan Sekala Brak Mendapat Promosi Jabatan di TNI dan POLRI

Masyarakat Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak kembali bersyukur,  karena dua putra terbaiknya mendapatkan amanah yang besar untuk mengabdi pada Negara dan Bangsa. Setelah Brigjend. Pol. Purn. Pangeran Edward Syah Pernong mengabdi menjadi Kapolda di Tanah Lampung,  disusul kemudian  Irjen. Pol. Dang Gusti Dr. Ike Edwin.  Kali ini kehangguman itu berlanjut dengan kenaikan pangkat Atin Tomsi Tohir Balaw yang telah mendapat kepercayaan dari pimpinan Polri berupa promosi jabatan Brigadir Jendral Polisi dengan jabatan baru sebagai Karowassidik Bareskrim Polri.  Teriring Doa kami seluruh keluarga besar semoga selalu Amanah dan dimudahkan serta senantiasa dilindungi Allah SWT dalam tugas yang diemban pada perjalanan karier selanjutnya ke depan. Atin Tomsi bagi kami adalah salah satu putra kebanggaan tanah Lampung, putra sulung dari bapak batin Almarhum H. Kol. CKU M. Tohir Ismail Balaw, SE.MBA., dan Ina Batin Hajjah Maryam Zanariah, BA. binti Pangeran Soehaimi...

Pangeran Alprinse Syah Pernong Hadiri Pengukuhan Guru Besar UNDIP

Prof Eko Suponyono secara khusus mengundang Pangeran Alprinse karena beliau begitu bersahabat, setiap kali profesor ke jakarta, selalu pangeran yang menemaninya makan dan jalan-jalan, juga termasuk kalau ada kegiatan seminar, maupun saat promosi doktor dan profesornya, Pangeran datang ditemani pengasuhnya minan fitri dari Marga Keratuan Way Handak Lampung Selatan,  sampai di semarang disambut Panglima Panggittokh Alam Tanggamus Hengky Ashnari SH, MH, yg seharinya adalah anggota DPR Kab. Klaten, panglima menemani pangeran saat pengukuhan guru besar Prof. Eko Soponyono SH. MH di Universitas Diponegoro. Didalam acara pengukuhannya, pada hari S abtu (9/9/2017),  Prof. Eko Soponyono membacakan orasi terkait hasil penelitiannya dengan judul Hikmah Alquran Dalam Pembaharuan Hukum Pidana Demi Mewujudkan Keadilan Religius. Penelitian Prof. Eko itu terinspirasi penyusunan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang baru untuk menggantikan KUHP peninggalan pemerintah kolon...

PANGERAN SUHAIMI

Pangeran Suhaimi Mengabdi Untuk Negara dan Adat Istiadat Sultan Pangeran Suhaimi Pangeran Suhaimi adalah salah satu putra terbaik dari bumi Lampung, beliau lahir di Kecamatan Belalau Lampung Utara (kala itu) pada tahun 1908, beliau adalah putra Depati Merah Dani atau dikenal Hi. Harmain gelar Sultan Makmur. Pangeran Suhaimi Dimakamkan dalam suatu upacara militer di Taman Makam Pahlawan Kedaton Bandar Lampung. Bertindak sebagai inspektur Upacara adalah Kasi Politik Korem 043 Garuda Hitam Mayor Yusuf, serta dihadiri oleh Sekwilda Alimudin Umar, SH yang mewakili Gubernur Lampung dan juga salah seorang keluarga besar dari Pangeran Suhaimi. Turut hadir juga dalam upacara pemakaman Walikotamadya Drs. Zulkarnain Subing, Ketua DPRD Kodya Bandar Lampung. Adalah Pangeran Suhaimi salah satu putera daerah yang meninggalkan jejak pengabdian untuk tanah Lampung, baik selaku abdi masyarakat dalam pemerintahan begitu juga sebagai pejuang dalam pertempuran melawan penjajah. Selain i...