Pengukuhan Jelma Bani Dilom Adat
Wakil Panglima Panggitokh Alam serta Para Bahatur di
Kabupaten Pringsewu
![]() |
Paduka Yang Mulia menyematkan Pin Kerajaan kepada Bupati dan Wakil Bupati Pringsewu Terpilih Sebagai Tanda Kekerabatan Dari Kerajaan Sekala Brak |
Sebuah
kabupaten di Provinsi Lampung yang memiliki semboyan Jejama Secancanan,
Pringsewu menjadi salah satu symbol keterbukaan masyarakat Lampung, didaerah
ini beragam corak suku berkumpul karena memang menjadi satu dari sekian banyak
wilayah transmigrasi di Provinsi Lampung. Jejama Secancanan sendiri merupakan
bahasa Lampung dialek Api yang berarti Bersama Berpegangan atau dapat pula
dimaknai Bersama Bergandengan Tangan, sebuah harapan dimana masyarakat di
Kabupaten Pringsewu saling bergandengan tangan membangun daerah, baik itu sesame
masyarakat suku Lampung Asli maupun bersama masyarakat suku lainnya.
SPDB
Pangeran Edward Syah Pernong memberi perhatian lebih untuk Kabupaten Pringsewu
dengan melantik orang-orang adat demi perkembangan kebudayaan Lampung yang ada
di Pringsewu , selain itu juga bertujuan untuk menjaga adat istiadat Lampung
agar bisa menjadi pionir dalam merajut kebersamaan di daerah yang multikultur.
Adat istiadat Lampung menjadi tuan rumah yang baik, berangkulan dan bekerjasama
demi majunya Kabupaten Pringsewu, itulah tugas Orang-Orang adat yang telah
dilantik langsung oleh Paduka Yang Mulia.
Paduka
Nyemuka ( hadir ) diiringi oleh perangkat Kerajaan yaitu Para Raja Jukkuan
Paksi, Panglima Sekala Brak dari Wilayah Selatan, Hulubalang, Pendekar Utama,
Tumenggung pembawa Tari Adat Samang Begayut, perangkat Aban Gemisikh, serta
para bahatur dari Wilayah Selatan Lampung. Acara digelar di Pendopo Kabupaten
Pringsewu, yang juga dihadiri oleh para
pembesar hingga masyarakat umum, diantaranya adalah Wakapolda Lampung Brigjend.
Pol. Bonifasius Tampoi ( Kerabat Kerajaan ), PLt Bupati Prinsewu Yudha Setiawan
serta Bupati dan Wakil Bupati Terpilih Kabupaten Pringsewu yaitu H. Sujadi
Sajad dan H. Fauzi, Wakil Bupati Tanggamus Samsul Hadi, jajaran Pemkab, DPRD
dan Muspida Kabupaten Pringsewu, Puakhi Pungsu dari Marga Tionghoa Prov.
Lampung, Para Sai Batin 5 Marga di Way Handak ( Lampung Selatan ), Para Tokoh Adat Pringsewu dan tampak hadir juga salah satu punyimbang dari Abung Siwo Mego Lampung
Tengah tepatnya dari Marga Nyerupa yaitu H. Syamsir Firdaus adek Pangeran Umpu
Sebajau.
![]() |
Para Tokoh Yang Hadir di Pendopo Kabupaten Pringsewu |
Wakil
Panglima Penggitokh Alam yang dikukuhkan adalah Helpin Rianda SE., dan Yanwir
HK, S.Pd. serta 30 Bahatur dan Penggawa ( Senin, 17 April 2017 ), secara resmi
ditetapkan oleh Paduka Yang Mulia Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan Ke-XXIII
Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak Kepaksian Pernong. Setelah acara
pelantikan, dilanjutkan dengan penyematan pin Kerajaan kepada para tokoh yang
hadir, sebagai tanda angkon muakhi ( persaudaraan ) dari Paduka Yang Mulia.
Didalam
adat Paksi Pak Sekala Brak, seorang Sultan atau Saibatin Paksi dikelilingi
orang-orang setia, ada beberapa kelompok penting yaitu mereka yang disebut Jamma ni Gedung atau Kerabat Dalam
Istana, kemudian ada pula Jamma Balakni
Saibatin atau mereka yang berpangkat satu tingkat dibawah Sultan yaitu
sederet nama bergelar Raja Jukkuan, mereka memegang kendali diwilayah suku atau
kampong-kampung didalam wilayah adat seorang Sultan. Selanjutnya ada pula
kelompok yang disebut Jamma ( jelma ) Bani
ni Saibatin yaitu orang-orang berani nya Sultan. Jelma
Bani ini biasanya bertugas sebagai pendekar ( pendikakh ) pengamanan kerajaan, di Kepaksian Pernong sendiri ada
beberapa kelompok pendekar Inti yaitu Pendekar Putting Beliung dan Pendekar
Labung Angin, para pendekar ini tentu haruslah bermental petarung dengan
berbekal ilmu beladiri yang memadai demi untuk mengamankan Gedung Dalom. Sebenarnya istilah bahatur lebih dikenal oleh
masyarakat Lima Marga di Way Handak, sedangkan didalam adat Sekala Brak bahatur
termasuk didalam Jelma Bani ni Saibatin atau Jelma Bani ni Kerajaan.
Rangkaian
pengukuhan para pemberani didalam adat adalah suatu tatanan adat yang
mensiratkan nilai luhur bagi mereka yang mendapatkan tanggung jawab, bagi
mereka yang masih setia dengan tata titi adat istiadatnya, yang memiliki
keinginan kuat untuk menjaga adat istiadatnya dari pengaruh negatif budaya
asing. Masyarakat adat di tanah Lampung hidup berdasarkan asal usul leluhur
mereka secara turun temurun, dari suatu wilayah adat yang kemudian menyebar
membentuk wilayah adat lain, mereka berasal dari Sekala Brak menyebar hingga ke
berbagai pelosok daerah yang ada di Lampung.
Orang-orang
yang memiliki kaitan dengan Sekala Brak, setelah menyebar ke berbagai penjuru,
maka keberanian didalam adat adalah bekal untuk mempertahankan jatidiri,
sedangkan kesetiaan pada adat adalah benteng kepunahan, maka dari masyarakat
adat yang memegang teguh nilai kearifan lokal inilah dapat diwujudkan suatu tatanan kehidupan
masyarakat yang harmonis, sebagaimana telah dikukuhkan para Jelma Bani ni
Saibatin / Bahatur Kerajaan sebagai bentuk sinergitas antara adat dan
masyarakatnya untuk terciptanya kedamaian di tanah Pringsewu pada khususnya dan
umumnya di Bumi Lampung tanoh pusaka. Jayalah Sekala Brak, Jayalah Lampung,
Jayalah NKRI.
Penulis : Saliwa
Comments
Post a Comment