Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2017

Angkon Muakhi sebagai Perekat Bangsa

 Oleh :   Paduka Yang Mulia, Sai Batin Puniakan Dalom Beliau Drs. H. Pangeran Edward Syah Pernong., SH., MH. Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan Ke-XXIII SEJAK kecil saya sudah tertarik dengan cerita tentang Tionghoa sehingga disadari atau tidak banyak cerita Tionghoa yang menginspirasi saya, khususnya tentang bela diri/silat, termasuk beberapa falsafah kehidupan yang mempunyai nilai tinggi dalam kehidupan. Saya mengenal falsafah Tionghoa seperti: Quang-shi = mengembangkan hubungan yang erat. Wei-chi = optimistis dalam menghadapi masalah. Mian-zi = tidak boleh kehilangan kepercayaan. Falsafah tersebut sejiwa dengan falsafah ulun Lampung, yakni: Piil pesinggikhi: menjunjung dan menjaga martabat yang tinggi. Sakai sambaian: kebersamaan; bergotong royong. Nemui nyimah: saling bersilaturahmi. Nengah nyappukh: membaur. Juluk adok: memiliki kehormatan sesuai dengan gelar adat yang disandang. Dengan mempelajari kesamaan makna dari ungkapan-ungkapan ter...

Panji Sekala BRak Berkibar dalam Kirab Kemerdekaan di Istana Negara

( Panji Kepaksian Pernong Bersama Panji Kerajaan Se-Nusantara ) BENDERA Kerajaan Adat Sekala Bkhak berkibar di tengah-tengah kirab kemerdekaan di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/8). Panji itu bersama pataka kerajaan Nusantara lainnya mendapat kehormatan mengawal pengibaran duplikat bendera pusaka Merah Putih. Bendera Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Bkhak diarak dari lapangan Tugu Monas menuju Istana Merdeka. Paduka Yang Mulia Saibatin Peniakan Dalom Beliau (SPDB) Pangeran Edward Syah Pernong, Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan Ke-23, membenarkan arak-arakan tersebut. “Dalam sejarah, ini pertama kali kerajaan adat yang ada di Nusantara diikutsertakan dalam prosesi pengibaran bendera Merah Putih di Istana Merdeka,” kata Sultan Edward Syah Pernong, kemarin. Sebagai raja, ia mengapresiasi kepedulian Presiden Joko Widodo memperkenalkan kepada rakyat Indonesia tentang keberadaan kerajaan adat Nusantara. Dalam arakan itu juga, bendera pusaka Merah Putih dibawa oleh Ki Jaga Raksa...

Mars Paksi Pak Sekala Brak Lampung Diluncurkan

   ( Video Mars Paksi Pak Sekala Brak ) Masyarakat adat Saibatin Lampung memaknai peringatan ke-88 Hari Sumpah Pemuda tahun 2016 dengan meluncurkan lagu Mars Paksi Pak Sekala Brak. Lagu ciptaan SPDB Pangeran Edward Syah Pernong dan Trisnowati Josiah (Iwa TJ) diluncurkan di Museum Krakatau, Kalianda, Lampung Selatan, Jumat (28/10/2016). Arsemen, lirik merupakan persembahan warga Tionghoa yang tergabung dalam Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Lampung. "Lagu mars ini sebuah rasa terima kasih PSMTI kepada Kerajaan Adat Sekala Brak," kata Ketua PSMTI Lampung Tarmizi Tanjungan. Pada kesempatan itu, Pangeran Edward Syah Pernong mengatakan peringatan Sumpah Pemuda sekaligus peluncuran lagu Mars Paksi Pak Sekala Brak makna yang mendalam dalam menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Masyarakat adat Lampung berkewajiban memperkokoh, mengawal keberlangsungan NKRI," kata Edward. Dipilihnya tempat peluncuran lagu di Museum Krakatau un...

TATA PETITI GELAR ADAT ( ADOK )

Gelar dalam bahasa Lampung disebut Adok. Adok dimaknai sebagai gelar seseorang pada kedudukan atau jenjang dalam adat yang diwariskan secara turun temurun dan atau dianugerahkan kepada seseorang disebabkan berkesesuaian serta memenuhi tata petiti adat. Adok yang menjadi bagian dari tradisi warisan leluhur yang terus di simbang kan ( disandangkan) kepada seorang. Tata aturan adok tetap dihormati dan dijalankan sejak nenek moyang dahulu. Tata petiti adok dipersonifikasikan menjadi “tungku” yaitu tiga buah batu perapian untuk memasak,  berbentuk segitiga sama sisi. Penggambaran suatu perapian yang dapat dipergunakan untuk memasak jika letak dan posisi ketiga batu itu berimbang.  Demikian pula adok bisa disandangkan kepada seseorang yang jika dan hanya jika ketiga syarat “tungku“ itu terpenuhi. Kaidah adok itu berbunyi sebagai berikut, “Adok Nitutuk Tutokh, Tutokh Nutuk Di Jujjokh” artinya Gelar diikuti Panggilan, Panggilan ikut kepada Kedudukan/Nasab/Garis Ketur...

Angkon Muakhi dan Filosofi Sang Bumi Ruwa Jurai

Oleh : Paduka Yang Mulia, Sai Batin Puniakan Dalom Beliau Drs. H. Pangeran Edward Syah Pernong, SH., MH SULTAN SEKALA BRAK YANG DIPERTUAN KE-XXIII Menurut catatan sejarah dari para peneliti, hubungan antara bangsa Melayu dan Bangsa Tiongkok sudah terbangun sejak abad pertama masehi. Dan secara spesifik, hubungan bangsa Tiongkok dengan orang Lampung sudah terbina sejak abad V. Dalam catatan Sumadio, dalam bukunya Zaman Kuno: Sejarah Nasional Indonesia II, saat Tiongkok di bawah Dinasti Liang (502-556), orang-orang Lampung telah menjalin hubungan bisnis dengan bangsa Tiongkok. Dari Lampung mereka membawa emas, kopi,  lada, cengkih, damar, emas, dan rempah-rempah lain. Orang Lampung yang datang ke Tiongkok disambut dengan baik, sehingga terbina hubungan dagang yang saling menguntungkan. Groenevelt dalam bukunya yang sangat terkenal, Historical Notes on Indonesia and Malaya Compiled from Chinese Sources, menulis tentang Kerajaan Kenali yang menghasilkan pak...